BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam memahami kepribadian dan sikap
keagamaan, ada banyak tipe-tipe yang di
paparkan oleh berbagai macam teori dari para ahli, mulai dari teori barat yang
sangat dikenal dalam psikologi seperti teori Freud dalam memandang kepribadian
dan juga agama.Begitu pula dengan teori yang menjelaskan tentang kepribadian
yang dihubungkan dengan agama islam.
Selain dijelaskan secara gamblang dalam Al-qur’an, kita harus bisa mengikuti
dan mengaplikasikan sebagaimana tipe-tipe kepribadian yang baik. Dan bisa
menjadi contoh bagi orang yang ada di sekitar kita. Sebab, jika kita sebagai
manusia menjalani kehidupanj ini dengan baik, maka baik pula jiwa dan raga kita
dan selalu menjalankan perintah-Nya.Ada bermacam-macam tipe yang dimiliki oleh
manusia. Ada manusia yang dikatakan sehat atau normal dan ada juga manusia yang
dikatakan abnormal. Maksudnya dalam makalah ini akan dijelaskan bahwa jika ia
manusia normal, maka ia akan menjalankan tipe kepribadian yang baik dan tidak
melanggar norma-norma maupun nilai-nilai yang bertentangan dengan
agama.Sebaliknya, jika ia manusia yang dikatakan abnormal, ia tidak dapat menjalani
kehidupan dengan kepribadian yang sehat. Sebab ia banyak melanggar perintah-Nya
yang telah banyak di sebutkan dalam al-qur’an.Baiklah untuk memperjelas, dan
agar kita dapat memahami langsung apa saja yang termasuk tipe-tipe kepribadian
dari berbagai macam teori yang dijelaskan oleh para ahli, maka makalah ini
mencoba mengupas tuntas tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepribadian dan
sikap keagamaan tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
Beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam makalah
ini antara lain sebagai berikut:
1. Pengertian
kepribadian
2.
Tipe-tipe kepribadian
3.
Hubungan kepribadian dengan sikap
keagamaan
C. Tujuan
Beberapa tujuan dari penulisan
makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui pengertian kepribadian
2.
Untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian
3. Untuk
mengetahui hubungan kepribadian dengan sikap keagamaan
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kepribadian
Kata
Personality dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Yunani-Kuno prosopon atau
persona, yg artinya topeng yang biasa dipakai artis dalam teater. Para
artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yg dipakainya,
seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu.
Jadi, konsep
awal dari pengertian personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku yg
ditampakkan ke lingkungan sosial, kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat
ditangkap oleh lingkungan sosial.
Istilah yang berdekatan maknanya dengan kepribadian :
- Karakter : penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) secara eksplisit maupun implisit
- Watak : karakter yang telah lama dimiliki dan sampai sekarang belum berubah
- Tempramen : kepribadian yg berkaitan erat dengan determinan biologik atau fisiologik, disposisi hereditas.
- Sifat : respon yg sama terhadap sekelompok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu yang relatif lama
- Ciri : mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimuli yang lebih terbatas.
- Kebiasaan : respon yang sama cenderung berulang untuk stimuli yang sama pula.
Beberapa ahli mengemukakan defenisi dari
kepribadian. Menurut Allport, kepribadian adalah mengecualikan beberapa sifat
kepribadian yang dibatasi sebagai cara bereaksi yang khas dari seseorang
individu terhadap perangsang sosial dan kualitas kepercayaan diri yang
dilakukannya terhadap segi sosial dari lingkungannya.
Menurut Mark A. May, kepribadian adalah
apa yang memungkinkan seseorang berbuat efektif atau memungkinkan seseorang
mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Dengan kata lain kepribadian adalah nilai
perangsang sosial seseorang.
Menurut Woodworth, kepribadian adalah
kualitas dari seluruh tingkah laku seseorang. Menurut Morrison, kepribadian
adalah keseluruhan dari apa yang dicapai seseorang individu dengan jalan
menampilkan hasil-hasil kultural dari evolusi sosial.
Menurut Hartmann, kepribadian adalah
susunan yang terintegrasikan dari ciri-ciri umum seorang individu sebagaimana
dinyatakan dalam corak khas yang tegas yang diperlihatkannya kepada orang lain.
Menurut L. P. Thorp, kepribadian adalah
sinonim dengan pikiran tentang berfungsinya seluruh individu secara organisme
yang meliputi seluruh aspek yang secara verbal terpisah-pisah seperti: intelek,
watak, motif, emosi, minat, kesediaan untuk bergaul dengan orang lain, dan
kesan individu yang ditimbulkannya pada orang lain serta efektifitas sosial
pada umumnya.
Menurut C. H.Judd, kepribadian adalah
hasil lengkap serta merupakan suatu keseluruhan dari proses perkembangan yang
telah dilalui individu.
Menurut Wetherington, kepribadian adalah
istilah untuk menyebutkan tingkah laku seserang secara terintegrasi dan bukan
hanya beberapa aspek saja dari keseluruhan itu.
Selanjutnya, dari sudut filsafat,
kepribadian memiliki beberapa pengertian dari beberapa para ahli. Menurut
William Stern, kepribadian adalah suatu kesatuan banyak yang diarahkan kepada
tujuan-tujuan tertentu dan mengandung sifat-sifat khusus individu, yang bebas
menentukan dirinya sendiri.
Dalam uraian selanjutnya ia mengemukakan
ciri-ciri dari kepribadian:
a. Kesatuan
banyak: mengandung unsur-unsur yang banyak dan tersusun secara hierarki dari
unsur yang berfungsi tinggi ke unsur yang rendah.
b. Bertujuan:
mempunyai tujuan yang terdiri dari mempertahankan diri dan mengembangkan diri.
c. Individualitas:
merdeka untuk menentukan dirinya sendiri dan kesadaran tidak termasuk
kedalamnya.
Berdasarkan pendapat ini W. Stern
menganggap bahwa Tuhan juga termasuk suatu pribadi, karena Tuhan menurutnya
mempunyai tujuan dalam diri-Nya dan tak ada tujuan lain di atas-Nya.
Menurut Prof. Kohnstamm, ia menentang
pendapat W. Stern yang meniadakan kesadaran dalam pribadi terutama pada Tuhan.
Menurut Kohnstamm, Tuhan merupakan pribadi yang menguasai alam semesta. Dengan
kata lain kepribadian sama artinya dengan teistis (keyakinan). Orang yang
berkepribadian menurutnya adalah orang berkeyakinan ketuhanan.
Selanjutnya, dari pendapat yang
dikemukakan tadi dapat disimpulkan bahwa dalam pribadi seseorang terkumpul
beberapa aspek yang terintegrasikan, yaitu:
a. Keyakinan
hidup yang dimiliki seseorang: filsafat, keyakinan, cita-cita, sikap, dan cara
hidupnya.
b. Keyakinan
mengenai diri: perawakan jasmani, sifat psikis, intelegensi, emosi, kemauan,
pandangan terhadap orang lain, kemampuan bergaul, kemampuan memimpin, dan
kemampuan bersatu.
c. keyakinan
mengenai kemampuan diri: status diri dalam keluarga dan masyarakat, status
sosial berdasarkan keturunan dan historis.
Jadi, kepribadian adalah seperangkat
karakteristik dan kecenderungan yang stabil yang menentukan keumuman dan
perbedaan tingkah laku psikologik (berpikir,
merasa dan gerakan) dari seseorang dalam waktu yg panjang, yang
menyebabkan seseorang berbeda dari orang lain.
B.
Tipe-Tipe
Kepribadian
1.
Aspek Biologis
Aspek biologis, yang mempengaruhi tipe
kepribadian seseorang ini didasarkan atas konstitusi tubuh yang dimiliki seseorang,
tokoh-tokoh yang mengemukakan teorinya berdasarkan aspek biologis adalah:
a. Hippocrates
dan Galenus
Mereka berpendapat,
bahwa yang mempengaruhi tipe kepribadian seseorang adalah jenis cairan tubuh
yang paling dominan, yaitu:
1. Tipe
Choleris
Tipe ini disebabkan
cairan empedu kuning yang dominan dalam tubuhnya. Sifatnya agak emosi, mudah
marah, dan mudah tersinggung.
2. Tipe
Melancholic
Tipe ini disebabkan
cairan empedu hitam yang dominan dalam tubuhnya. Sifatnya agak tertutup: rendah
diri, mudah sedih, dan sering putus asa.
3. Tipe
Plegmatis
Tipe ini dipengaruhi
oleh cairan lendir yang dominan. Sifat yang dimilikinya agak statis: lambat,
apatis, pasif, dan pemalas.
4. Tipa
Sanguinis
Tipe ini dipengaruhi
oleh cairan darah merah yang dominan. Sifat yang dimilikinya agak aktif,
cekatan, periang dan mudah bergaul.
b. Kretchmer
Dalam pembagian tipe
wataknya kretchmer mendasarkan pada bentuk tubuh seseorang, yaitu:
1. Tipe
Astenis atau Liptosome, yaitu orang yang memiliki tubuh tinggi, kurus, dada
sempit, dan lengan kecil.
2. Tipe
Piknis, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk tubuh yang gemuk bulat.
Sifat-sifat yang dimilikinya antara lain: periang, mudah bergaul, dan suka
humor.
3. Tipe
Elastis, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk tubuh atlit tinggi, kekar dan
berotot, sifat-sifat yang dimiliki antara lain: mudah menyesuaikan diri,
berpendirian teguh, dan pemberani.
4. Tipe
Displastis, yaitu tipe manusia yang memiliki bentuk tubuh campuran. Sifat yang
dimiliki tipe ini adalah sifat yang mudah terombang-ambing oleh situasi sekelilingnya.
Oleh karena itu, di istilahkan oleh kretchmer tipe ini adalah tipe orang yang
tak mempunyai ciri kepribadian yang mantap.
c. Sheldon
Sheldon membagi tipe
kepribadian berdasarkan dominasi lapisan yang berada dalam tubuh seseorang.
Berdasarkan aspek ini ia membagi tipe kepribadian menjadi:
1. Tipe
Ektomorph, yaitu tipe orang yang berbadan kurus tinggi, karena lapisan badan
bagian luar yang dominan. Sifatnya antara lain, suka menyendiri dan kurang
bergaul dengan masyarakat.
2. Tipe
Mesomorph, yaitu tipe orang yang berbadan sedang dikarenakan lapisan tengah
yang dominan. Sifat orang tipe ini antara lain, giat bekerja dan mampu
mengatasi sifat agresif.
3. Tipe
Endomorph, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk badan gemuk, bulat, dan
anggota badan yang pendek karena lapisan dalam tubuhnya yang dominan. Sifat
yang dimilikinya adalah kurang cerdas, senang makan, suka dengan kemudahan yang
tidak banyak membawa resiko dalam kehidupan.
2.
Aspek Sosiologis
Pembagian ini didasarkan pada pandangan
hidup dan kualitas sosial seseorang. Yang mengemukakan teorinya berdasarkan
aspek sosiologi antara lain:
a. Edward
Spranger
Ia berpendapat bahwa
kepribadian seseorang ditentukan oleh pandangan hidup mana yang dipilihnya.
Berdasarkan hal itu ia membagi tipe kepribadian menjadi:
1. Tipe
Teoritis, orang yang perhatiannya selalu di arahkan kepada masalah teori dan
nilai-nilai, ingin tahu, meneliti, dan mengemukakan pendapat.
2. Tipe
Ekonomis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju pada manfaat segala sesuatu
berdasarkan faedah yang dapat mendatangkan untung rugi.
3. Tipe
Estetis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju ke arah kepentingan
kemasyarakatan dan pergaulan.
4. Tipe
Sosial, yaitu orang yang perhatiannya tertuju ke arah kepentingan
kemasyarakatan dan pergaulan.
5. Tipe
Politis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada kepentingan kekuasaan,
kepentingan, dan organisasi.
6. Tipe
Religius, yaitu tipe orang yang taat kepada ajaran agama, senang dengan
masalah-masalah ke Tuhanan, dan keyakinan agama.
b. Murray
Murray membagi tipe
kepribadian menjadi:
1. Tipe
Teoretis, yaitu orang yang menyenangi ilmu pengetahuan, berfikir logis, dan
rasional.
2. Tipe
Humanis, yaitu tipe orang yang memiliki sifat kemanusiaan yang mendalam.
3. Tipe
Sensasionis, yaitu tipe orang yang suka sensasi dan berkenalan.
4. Tipe
Praktis, yaitu tipe orang yang giat bekerja dan mengadakan praktik.
c. Fritz
Kunkel
Kunkel membagi tipe
kepribadian menjadi:
1. Tipe
Sachelichkeit, yaitu tipe orang yang banyak menaruh perhatian terhadap
masyarakat.
2. Tipe
Ichhaftigkeit, yaitu tipe orang yang lebih banyak menaruh perhatian kepada
kepentingan diri sendiri.
Menurut
F. Kunkel antara sachlichkeit dan ichhaftigkeit berbanding terbalik. Jika
seseorang memiliki sachlichkeit yang besar, maka ichhaftigkeit nya menjadi
kecil dan sebaliknya.
3. Aspek
Psikologis
a. Dalam
pembagian tipe kepribadian berdasarkan psikologis Prof. Heyman mengemukakan
bahwa dalam diri manusia terdapat tiga unsur: emosionalitas, aktivitas, dan
fungsi sekunder.
1. Emosionalitas,
merupakan unsur yang mempunyai sifat yang di dominasi oleh emosi yang positif.
Sifat umumnya adalah kurang respek terhadap orang lain, perkataan berapi-api,
tegas, ingin menguasai, bercita-cita yang dinamis, pemurung dan suka
berlebih-lebihan.
2. Aktivitas,
yaitu sifat yang dikuasai oleh aktivitas gerakan, sifat umum yang tampak adalah
lincah, praktis, berpandangan luas, ulet, periang dan selalu melindungi
kepentingan orang lemah.
3. Fungsi
sekunder, yaitu sifat yang di dominasi oleh kerentanan perasaan, sifat umum
yang tampak, watak tertutup, tekun, hemat, tenang, dan dapat dipercaya.
b. Carl
Gustav membagi manusia menjadi dua pokok:
1. Tipe
Extrovert, yaitu orang yang terbuka dan banyak berhubungan dengan kehidupan
nyata.
2. Tipe
Introvert, yaitu orang yang tertutup dan cenderung kepada berfikir dan
merenung.
Dengan demikian, setiap tipe extrovert
maupun tipe introvert, masing-masing memiliki tipe: pikiran, perasaan,
pengindraan, dan intuisi. Sehingga tipe kepribadian manusia tersebut terbagi
atas:
a. Tipe
Pemikiran Terbuka, dengan sifat-sifatnya adalah cenderung bernuat secara
praktis, dan memanfaatkannya dalam kehidupan.
b. Tipe
Perasaan Terbuka, dengan sifat-sifatnya: cenderung untuk ikut merasakan
perasaan orang lain: sedih dan gembira, rasa hormat, rasa sosial dalam bentuk
perbuatan nyata.
c. Tipe
Pengindraan Terbuka, dengan sifat-sifatnya:memiliki kehidupan fikiran dan
perasaan yang dangkal.
d. Tipe
Intuisi Terbuka dengan sifat-sifatnya: cenderung untuk bersifat selalu
melaksanakan secara langsung setiap apa yang terlintas dalam pikirannya.
e. Tipe
Pemikiran Tertutup dengan sifat-sifatnya:cenderung menekuni pemikiran yang
bersifat abstrak sehingga kurang memanfaatkan implementasi pemikiran dalam
bentu perbuatan nyata.
f. Perasaan
Tertutup dengan sifat-sifat: kehidupan mentalnya dikuasai oleh perasaan yang
mendalam.
g. Tipe
Pengindraan Tertutup dengan sifat: cenderung untuk menenggelamkan diri oleh
pengaruh perangsang luar sebagai hasil pengindraan.
h. Tipe
Intuisi Tertutup dengan sifat: cenderung untuk membuat keputusan yang cepat dan
tajam tanpa di dasarkan atas bukti yang objektif.
C.
Hubungan
Kepribadian Dan Sikap Keagamaan
v Struktur
Kepribadian
1.
Sigmund Freud
Merumuskan sistem kepribadian menjadi
tiga sistem. Ketiga sistem itu dinamai id, ego, dan superego. Dalam diri orang
yang memiliki jiwa yang sehat ketiga sistem itu bekerja dalam suatu susunan
yang harmonis. Segala bentuk tujuan dan segala gerak-geriknya selalu memenuhi
keperluan dan keinginan manusia yang pokok.
Sebaliknya, kalau ketiga sitem itu
bekerja secara bertentangan satu sama lainnya, maka orang tersebut dinamai
sebagai orang yang tak dapat menyesuaikan diri. Ia menjadi tidak puas dengan
diri dan lingkungannya. Dengan kata lain, efisiensinya menjadi berkurang.
a. Id
(Das Es)
Sebagai suatu sistem id
mempunyai fungsi menunaikan prinsip kehidupan asli manusia berupa penyaluran
dorongan naluriah. Dengan kata lain id mengemban prinsip kesenangan (pleasure
principle), yang tujuannya untuk membebaskan manusia dari ketegangan dorongan
naluri dasar: makan, minum, seks, dan sebagainya.
b. Ego
(Das Es)
Ego merupakan sistem
yang berfungsi menyalurkan dorongan id ke keadaan yang nyata. Freud menamakan misi yang di emban oleh ego sebagai
prinsip kenyataan.
c. Super
Ego (Das Uber Ich)
Sebagai suatu sistem
yang memiliki unsur moral dan keadilan, maka sebagian besar super ego mewakili
alam ideal. Tujuan super ego adalah membawa individu ke arah kesempurnaan
sesuai dengan pertimbangan keadilan dan moral.
2.
H. J Eysenck
Menurut Eysenck, kepribadian tersusun
atas tindakan-tindakan dan disposisi-disposisi yang terorganisasi dalam susunan
hierarkis berdasarkan atas keumuman dan kepentingannya, diurut dari yang paling
bawah ke yang paling tinggi adalah:
a. Specific
response, yaitu tindakan yang terjadi pada suatu keadaan atau kejadian
tertentu, jadi khusus sekali.
b. Habitual
response mempunyai corak yang lebih umum daripada specific response, yaitu
respon yang berulang-ulang terjadi saat individu menghadapi kondisi atau
situasi yang sama.
c. Trait,
yaitu terjadi saat habitual respon yang saling berhubungan satu sama lain, dan
cenderung ada pada individu tertentu.
d. Type,
yaitu organisasi di dalam individu yang lebih umum dan mencakup lagi.
3.
Sukamto
Menurut pendapat Sukamto M. M.
Kepribadian terdiri dari empat sistem/aspek, yaitu:
1. Qalb
(angan-angan kehatian).
2. Fuad
(perasaan/hati nurani/ulu hati)
3. Ego
(aku sebagai pelaksana dari kepribadian)
4. Tingkah
laku (wujud gerakan)
Meskipun ke empat aspek itu
masing-masing mempunyai fungsi. Sifat, komponen, prinsip kerja, dan dinamika
sendiri-sendiri, namun ke empatnya berhubungan erat dan tidak bisa
dipisah-pisahkan.
a. Qalb
Qalb adalah hati yang
menurut istilah kata (terminologis) artinya sesuatu yang berbolak-balik
(sesuatu yang lebih), berasal dari kata qalaba, artinya membolak-balikkan. Qalb
bisa di artikan hati sebagai daging sekepal (biologis) dan juga bisa berarti
‘kehatian’ (nafsiologis), ada sebuah hadits Nabi riwayat Bukhari/ Muslim
berbunyi sebagai berikut:
“ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekepal daging. Kalau itu baik,
baiklah seluruh tubuh. Kalau itu rusak, rusaklah seluruh tubuh”. Itulah
qalb.
b. Fuad
Fuad
adalah perasaan yang terdalam dari hati yang sering kita sebut hati nurani
(cahaya mata hati) dan berfungsi sebagai penyimpangan daya ingatan. Berbagai
rasa yang dialami oleh fuad dituturkan dalam ala-qur’an sebagai berikut;
1. Fuad
bisa bergoncang gelisah (QS Al-Qashash: 10):
“Dan fuad ibu musa
menjadi bingung (kosong). Hampir saja ia membukakan rahasia (musa), jika aku
tidak meneguhkan hatinya, sehingga ia menjad orang yang beriman. “
2.
Dengan diwahyukannya Al-qur’an
kepada Nabi, fuad Nabi menjadi teguh (QS. Al-Furqan:32).
“Dan
orang-orang kafir bertanya: “mengapa al-qu’ran tidak diturunkan kepadanya
dengan sekaligus”?demikianlah, karena dengan (cara)itu, aku hendak meneguhkan
fuadmu, dan aku bacakan itu dengan tertib (sebaik-baiknya).”
3. Fuad
tidak bisa berdusta(QS. Al-Najm:11):
“Fuad
tidak berdusta tentang apa yang dilihatnya”
4. Orang
yang zalim hatinya kosong (bingung). (QS. Ibrahim:43)
“Dengan terburu-buru
sambil menundukkan kepala, mereka tidak berkedip, tetapi fuadnya
kosong(bingung).”
5. Orang
musyrik, fuad dan pandangannya dibolak-balikkan/ digoncang. (QS. Al-An’am
:110):
“Aku
goncangkan fuad dan pandangan mereka (kaum musyrikin), sebagaimana sejak semula
mereka tidak mau beriman dan aku biarkan mereka dalam kedurhakaanya mengembara
tanpa arah tertentu.”
c.
Ego
Aspek ini timbul karena kebutuhan
organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan (realistis). Ego
atau aku bisa dipandang sebagai aspek eksekutif kepribadian, mengontrol
cara-cara yang ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan, memilih objek-objek yang
bisa memenuhi kebutuhan, mempersatukan pertentangan-pertentangan antara qalb,
dan fuad dengan dunia luar. Ego adalah derivat dari qalb dan bukan untuk
merintanginya. Kalau qalb hanya mengenal dunia sesuatu yang subyektif dan yang
objek (dunia realitas). Didalam fungsinya, ego berpegang pada prinsip kenyataan
(reality principle). Tujuan prinsip kenyataan ini ialah mencari objek yang
tepat (serasi) untuk mereduksikan ketegangan yang timbul dalam orgasme. Ia
merumuskan suatu rencana untuk pemuasan kebutuhan dan mengujinya untuk
mengetahui apakah rencana itu berhasil atau tidak.
d. Tingkah
laku
Nafsiologi kepribadian berangkat dari
kerangka acuan dan asumsi –asumsi subyektif tentang tingkah laku manusia,
karena menyadari bahwa tidak seorangpun bisa bersikap objektif sepenuhnya dalam
mempelajari manusia. Tingkah laku ditentukan oleh keseluruhan pengalaman yang
disadari oleh pribadi. Kesadaran merupakan sebab dari tingkah laku. Artinya,
bahwa apa yang difikir dan dirasakan oleh individu itu menentukan apa yang akan
dikerjakan. Adanya nilai yang dominan mewarnai seluruh kepribadian seseorang
dan ikut serta menentukan tingkah lakunya.
Masalah normal dan abnormal tentang tingkah
laku, dalam nafsiologi ditentukan oleh nilai dan norma yang sifatnya universal.
Orang yang disebut normal adalah orang yang seoptimal mungkin melaksanakan iman
dan amal saleh disegala tempat. Kebalikan dari ketentuan itu adalah abnormal,
yaitu sifat-sifat zalim, fasik, syirik, kufur, nifak, dan lain-lain.
4.
Mujib
Menurut mujib,
struktur kepribadian perspektif Islam adalah fitrah. Struktur fitrah memiliki
tiga dimensi kepribadian :
1. Dimensi fisik yang disebut dengan fitrah jasmani, tidak
bisa membentuk kepribadian sendiri, keberadaannya tergantung pada substansi
lain. Keberadaan manusia bukan ditentukan oleh fitrah jasmani, melainkan fitrah
nafsani.
2. Dimensi psikis yang disebut dengan fitrah rohani,
meskipun belum menyatu dengan jasmani, namun ia memiliki eksistensi tersendiri
di alam arwah. Karena ia telah di alam arwah telah mengadakan perjanjian dg
Allah SWT, yang berupa amanat.
3. Dimensi psikologis yang disebut dengan fitrah
nafsani: merupakan psikofisik manusia. Memiliki 3 daya pokok: kalbu, akal, dan nafsu.
BAB
III
PENUTUP
v Struktur
Kepribadian
1.
Sigmund Freud
Merumuskan sistem kepribadian menjadi
tiga sistem. Ketiga sistem itu dinamai id, ego, dan superego. Dalam diri orang
yang memiliki jiwa yang sehat ketiga sistem itu bekerja dalam suatu susunan
yang harmonis. Segala bentuk tujuan dan segala gerak-geriknya selalu memenuhi
keperluan dan keinginan manusia yang pokok.
2. H.
J Eysenck
Menurut Eysenck, kepribadian tersusun
atas tindakan-tindakan dan disposisi-disposisi yang terorganisasi dalam susunan
hierarkis berdasarkan atas keumuman dan kepentingannya.
3. Sukamto
Menurut pendapat Sukamto M. M.
Kepribadian terdiri dari empat sistem/aspek, yaitu:
a. Qalb
(angan-angan kehatian).
b. Fuad
(perasaan/hati nurani/ulu hati)
c. Ego
(aku sebagai pelaksana dari kepribadian)
d. Tingkah
laku (wujud gerakan)
DAFTAR
PUSTAKA
Jalaluddin. H. 2005. Psikologi Agama Edisi Revisi
2010. Jakarta. Penerbit: PT. Raja Grafindo
Persada
Yeli, Salmaini (2012).
Psikologi Agama. Pekanbaru : Zanafa Publishing
Alwisol (2004). Psikologi
Kepribadian. Malang : UMM Press
http://kurniahidayati.wordpress.com/2011/10/12/makalah-kepribadian-dan-sikap-keagamaan/
Manrap
BalasHapusWebsite paling ternama dan paling terpercaya di Asia
BalasHapusSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.club
arena-domino.vip
100% Memuaskan ^-^
Bentuk kepribadian itu bisa ditunjukkan dari berbagai cara, dengan memakai kacamata saja bisa menunjukkan kepribadian anda
BalasHapus